Isi Hatiqu


MELATI
            Melati itu seakan mekar begitu saja, baunya semerbak walau derasnya musim hujan belum mengguyurnya. Bentuknya yang mekar dengan begitu sempurna, membuat orang yang memandangnya tidak bisa lama. Karena jika ia memandang lama, maka dia akan sesak jantungnya diserang oleh serbuk pesona….
            Mekarnya yang sempurna membuat detak jantung pengagumnya berdebar lebih kencang. Putihnya, senyumnya dan keindahannya menaburkan benih-benih kagum, tertarik rasa ingin dekat dan memilikinya.
            Semua keindahan dan daya pikatnya membuat mata betah memandangnya lebih lama dari pandangannya pada bunga-bunga lain.  A.d
   
MELATI
            Kenapa setiap aku melihat kamu, melati, mataku dimanja dengan banyak sekali keindahan? kenapa setiap kebaikan yang kamu lakukan kepadaku aku menganggapnya sebagai bunga dari rasa sukamu padaku? Kenapa aku kok narsis sekali?
            Melati! bentukmu yang indah, baumu yang harum, keanggunan dan segala kebaikanmu ibarat curahan hujan yang menyuburkan benih-benih suka dan sayang dalam ladang hatiku.
            Melati! Senyummu, pandanganmu, kelembutanmu dan warna pakaianmu kenapa kok seakan semuanya menjadi idolaku?
            Senyummu menjadi senyuman yang paling aku suka. Pandanganmu menjadi pandangan yang paling menyejukkan hati kelembutanmu menjadi selimut sutra yang memberikan kehangatan ke sekujur tubuhku.a.d

MELATI
“doa itu tidak bisa mengubah takdir, tapi ia adalah bagian dari takdir itu sendiri”
            Itu sedikit kata mutiara yang pernah aku dengar dan aku hafal dari seorang da’I besar. Aku ingin selalu berdoa kepada Allah, siapa tahu do’a yang aku panjatkan merupakan bagian dari takdirku.
            Aku mau berdoa, melati yang aku kagumi walau tidak tebar pesona itu adalah takdir. Aku berharap sekali dia adalah takdirku, aku ingin dia adalah halalku aku ingin dia adalah pendampingku, aku ingin dia adalah “madrasah” yang akan melahirkan putra-putraku yang alim dan shalih dan putri-putriku yang afifah dan berbakti. Walau aku tahu kalau dilihat dari beberapa sisi melati itu sangat langka dan tentunya sangat mahal dan sulit dijangkau, sementara aku hanya seorang calon pembeli yang hanya punya bekal dikit dan modal hati yang mudah-mudahan ada sedikit ketulusan.

MELATI
            Ingin rasanya aku berbagi setiap apa yang aku miliki denganmu duhai melatiku! Melati! Kenapa kamu kok tenang sekali? Kenapa kamu kok selalu menaburkan bau harummu di setiap ruang yang aku berteduh di dalamnya dan di setiap jalan yang aku lalui? Padahal andaipun aku berada di tempat yang jauh aku pasti tidak akan sanggup melupakan baumu.
            Melati! Kenapa hampir semua masalah yang aku hadapi kok selalu berkaitan denganmu? Kenapa warna putihmu, bau wangimu dan bentukmu yang mengagumkan kok terpatri dengan kokoh dalam hatiku?
            Melati! Kenapa jalan terjang yang nyata-nyata membahayakanku kok terkadang aku lupa demi harapan akan bau harummu dan bentuk indahmu? Mengapa? Mengapa? A.d

MELATI
            Entah sejak kapan aku mulai mencium bau harummu? Entah sejak kapan aku diperlihatkan warna putihmu? Entah sejak kapan aku dihadapkan dengan bentukmu yang ditakdirkan menarik oleh tuhan? Dan entah sejak kapan semua itu bak musim hujan yang membawa kesuburan, menumbuhkan banyak tanaman dan berbunga di hatiku?
Entah kapan dalam hatiku seakan ada pendorong yang selalu membawaku untuk merawat dan memperhatikan kamu wahai melati? Entah kapan di dalam hatiku seakan tidak ada kebahagiaan kecuali ketika melihat kamu, wahai melatiku bisa besar, mekar dengan sempurna, segar dan menebarkan bau harummu, wahai melati.
Melatiku…! Sungguh dalam hati ini seperti ada beban jika melihat tanda-tanda kalau kamu akan layu, sungguh dalam hati ini seakan ada sesak ketika tidak ada tanda-tanda kalau kamu butuh siraman air, sungguh dalam hati seakan ada sembilu yang menyayat-nyayat hati jika aku dilarang menyiram, merawat dan memperhatikan kegembiraan dan kebugaranmu!!!!!
Melatiku..! tidak ada masalah jika banyak orang yang memperhatikan kamu sehingga kamu tidak butuh lagi untuk aku rawat. Tidak ada masalah jika kamu sekarang lagi ada di musim semi, musim hujan sehingga tidak butuh lagi untuk disiram. Tidak ada masalah kalau seandainya ada situasi yang membuat kamu tidak bisa memperlihatkan kalau kamu butuh perhatian dan perawatankku. Asalkan aku bisa juga memperhatikan, asal aku juga bisa menyiram, asal tidak ada situasi yang melarangku untuk bisa melihat kamu mekar, melihat bentukmu ketika mekar, dan mencium baumu di saat kamu tumbuh sempurna.
Melatiku! aku tidak mau sedikitpun kamu melihat kalau aku sekarang lagi kewatir, aku tidak mau kamu melihat kalau aku lagi gundah, aku tidak mau kamu mencium kalau dalam badanku ada sedikit bau anyir darah kepedihan yang bersumber dari hatiku. Aku tidak mau kamu menangkap tanda-tanda kalau aku kewatir tidak bisa melihat kamu lagi di saat kamu mekar, aku tidak mau kamu tahu kalau aku sekarang lagi sangat was-was kalau aku tidak dapat lagi mencium baumu di saat kamu sempurna mekar di pagi hari yang sejuk.
Melatiku ! aku sangat butuh doamu, agar aku tidak diusir dari tanaman yang penuh dengan aneka ragam bunga gara-gara aku hanya menyiram kamu, wahai melatiku. Aku ingin kamu mendoakan aku agar aku bisa berjalan di jalan yang memang digariskan untukku. Melatiku ! aku butuh sekali doa dan pengertianmu agar tidak ada lagi masalah yang mengancam keberadaan kita di tempat yang penuh dengan bunga dan buah-buahan yang segar ini. Aku ingin didoakan agar orang-orang tahu bahwa aku tidak senakal dan sejahat seperti yang orang-orang tangkap, karena sikapmu kepadamu wahai melatiku!
Mudah-mudahan tulisan ini dinialai bukan termasuk tindak kejahatan, tapi dinilai sebagai tindak kesepianku ketika pengin ada teman curhat. A.d